Halal Fair 2024 di Jakarta diharapkan tidak hanya menjadi event pameran yang menampilkan beragam produk halal, namun juga dapat mewadahi tren yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat.
Jakarta (KPMI Bogor) – Pameran Halal Fair 2024 yang akan digelar pada 9-11 Agustus di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta, akan merespon fenomena aktual dengan menyuguhkan lebih banyak program-program solutif syar’i dengan penguatan akidah melalui pendidikan dalam keluarga dan peran Muslimah sebagai fondasi peradaban bangsa.
“Halal Fair 2024 di Jakarta merupakan gelaran yang keempat kalinya, dan dari event-event sebelumnya kita melihat 70 persen pengunjung merupakan kaum wanita,” kata Project Director WPCitra, Satrio Sukur, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Melihat angka tersebut, lanjutnya, Halal Fair 2024 di Jakarta diharapkan tidak hanya menjadi event pameran yang menampilkan beragam produk halal, namun juga dapat mewadahi tren yang sedang hangat di tengah-tengah masyarakat.
“Pada Halal Fair kali ini, kami bekerja sama dengan Khadeejah Center, mengadakan sejumlah program sharing khusus Muslimah yang membahas tentang permasalahan mental health (kesehatan mental) dan memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk berkonsultasi langsung dengan ahlinya. Selain itu, bagi yang ingin mendalami bisnis dan bermuamalah sesuai tuntunan Rasulullah (ﷺ), juga dapat mengikuti rangkaian talkshow dan workshop gratis selama pameran berlangsung,” jelas Satrio.
Halal Fair juga akan berkonjungsi dengan RIHLA dalam seminar yang membahas aspek-aspek kehidupan dalam pandangan Islam, yang disampaikan oleh Ustadz Abdurrahman Zahier di Raflesia Grand Ballroom pada hari Sabtu, 10 Agustus. Masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam event RIHLA tersebut dibolehkan masuk ke Halal Fair secara cuma-cuma.
Meskipun event-event halal di Tanah Air semakin marak dalam beberapa tahun terakhir, Satro mengatakan, “tantangan Indonesia untuk menjadi pusat halal dunia semakin kompleks. Tidak sekadar memacu pertumbuhan ekonomi syariah dan bisnis halal, tetapi lebih dari itu penguatan akidah sumber daya manusia yang notabene penggerak ekonomi harus menjadi perhatian penuh,” ujar Satrio.
Melalui Halal Fair, imbuhnya, “kami ingin menjadi bagian dari solusi permasalahan umat, tempat saling belajar, sharing, berjejaring, dan bergotong royong memperkuat keimanan sekaligus memajukan ekonomi dan bisnis syariah di tengah masyarakat.
Satrio Sukur juga menyoroti fenomena yang tengah dialami khususnya anak muda yang akhir-akhir ini rentan terhadap depresi dan kecemasan yang tinggi, padahal mereka lahir di era yang mapan ekonomi dan teknologi. “Bagaimana membangun mentalitas moral generasi muda sehingga siap menghadapi perubahan yang cepat dan dinamis, menjadi salah satu rangkaian topik yang dibahas dalam Halal Talks bersama para asatidz dan asatidzah,” ujar Satrio.
Menjadikan ‘pendidikan keluarga dan peran Muslimah’ sebagai tema inti, Halal Fair 2024 akan menghadirkan 136 exhibitor dari 117 brand yang mencakup berbagai kategori bisnis di antaranya perbankan dan keuangan syariah, halal beauty, tour & travel haji-umrah, fashion, pendidikan, kuliner, serta multiproduk lainnya.
Dengan program-program baru dan semakin bervariasinya pilihan produk yang disuguhkan oleh exhibitor dengan harga spesial, Satrio Sukur optimistis Halal Fair 2024 bisa menarik sebanyak 35.000 pengunjung selama tiga hari penyelenggaraan.
Ekonomi syariah
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jakarta, Rachmat Anggara, mengatakan, meskipun Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 85 persen penduduknya merupakan Muslim, kontribusi ekonomi syariah di Tanah Air masih di angka 12 persen.
“Ekonomi syariah terus growing, sebesar 30 persen dari tahun sebelumnya, sehingga masih banyak peluang bagi para supplier dan pedagang, serta pembeli Muslim untuk membangun ekosistem ekonomi syariah,” ujarnya.
Berkaitan dengan upaya menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi syariah, Rachmat mengapresiasi komitmen WPCitra yang konsisten menggelar event Halal Fair sejak 2019 dan selalu menciptakan inovasi-inovasi program yang menarik.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan ikhtiar strategis yang harus terus didukung untuk meningkatkan literasi ekonomi syariah sekaligus mendorong segenap potensi Umat Islam dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Syariah bukan sebagai opsi, tetapi sudah menjadi kebutuhan dan prioritas. Sinergi dan kolaborasi antarlembaga dan pihak terkait seperti penyelenggara event, pelaku usaha, berbagai komunitas menjadi kunci keberhasilan. Dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada, kita bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan,” tegas Rachmat.
Dia optimistis Halal Fair bisa menjadi motor penggerak dan inspirasi bagi pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air, sesuai dengan mottonya “The Most Inspiring Halal Event”, sekaligus mampu meluaskan pasarnya di tingkat global dengan menjadi trend event halal internasional.
Laporan: KPMI Bogor